http://www.rri.co.id/lhokseumawe/post/berita/167500/sorotan_kampus/dosen_universitas_malikussaleh_nilai_indonesia_belum_bangkit.html
KBRN,
Lhokseumawe : Republik Indonesia (RI) dinilai belum bangkit, kendatipun Hari
Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sudah diperingati Bangsa ini selama kurang
lebih 107 Tahun.
"Jadi saya bisa menyimpulkan kita dalam banyak
hal, banyak level, banyak lini, ini kita belum bangkit ya, walaupun sudah
seratus tujuh tahun kita memperingati hari kebangkitan Nasional", tegas
Dosen Ilmu Komunikasi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unimal
Aceh Utara, Kamaruddin Hasan kepada
RRI, Rabu (20/05/15).
Sebuah
peradaban dari sebuah bangsa yang bangkit itu tambah Kamaruddin Hasan, juga
harus dilihat dari semua Holistik. Artinya, tidak hanya bicara dari segi
Ekonomi, Politik, Budaya atau lainnya, namun harus juga dilihat dari bagaimana
kondisi Kesejahteraan Masyarakat. Secara umum Indonesia masih jauh tertinggal
dari bangsa - bangsa lain.
"Kita
sebenarnya punya opportunity, punya kesempatan, punya momen - momen untuk
bangkit, nah sekarang Bangsa Indonesia ini serius tidak untuk bangkit",
Tanya Kamaruddin pula.
Bangsa
ini haruslah bangkit dan mempunyai kemandirian, konsistensi, memperkuat
idealisme dan identitas diri. Sebab jika hal itu tidak segera dijalankan Bangsa
ini, maka menurutnya, Indonesia masih jauh dari kata - kata Kebangkitan
Nasional.
Namun,
menurut Dosen Ilmu Hukum dari Fakultas Hukum Unimal Aceh utara, Amrizal J
Prang, Kebangkitan Nasional dibandingkan dari masa penjajahan dan pasca
kemerdekaan, sejatinya tentu ada perubahan.
"Tetapi
jika dilihat dari umur Hari Kebangkitan yang sudah se-abad lebih, ini belum
signifikan. Artinya, kalau kita lihat perkembangan negara - negara tetangga
Indonesia, ini sebenarnya Indonesia malah tertinggal", Ungkap Amrizal.
Sehingga
Hari Kebangkitan Nasional sejauh ini hampir bisa dipastikan hanya sebagai
Jargon yang perubahannya tidak signifikan, khususnya Bidang Pendidikan, Politik
maupun Ekonomi, yang juga masih punya banyak masalah. (DN)